Saturday, 4 August 2018

Sejarah, Penegertian, dan Jenis Kompetisi Panjat Tebing

Sejarah Panjat Tebing
Aktifitas panjat tebing sudah dikenal sejak lama bahkan masyarakat tradisional sudah melakukan pemanjatan untuk perlindungan dan sumber kehidupan masyarakat dulu, seperti di daerah pantai sampai kekawasan kars untuk mencari makanan sehari-hari mereka. Tetapi faktor keselamatan mereka dan tingkat resiko yang dihadapi sangat tinggi karna peralatan yang mereka gunakan tidak memadai. Pertama kali panjat tebing dikenal di Kawasan benua eropa tepatnya dikawasan pegunungan alpen sebelum terjadinya perang dunia I. Pada awal tahun 1910 di negara Austria mulai diperkenalkan cincin kait (carrabiner) dan paku tebing (piton) yang terbuat dari besi baja.
Panjat tebing masuk ke Indonesia seiring dengan perkembangnya jaman dan berkembangnya teknik mendaki. Pada tahun 1976 herry suliztiarto asal dari Surabaya yang menjadi mahasiswa seni rupa ITB, memperkenalkan panjat tebing kepada masyarakat/pemuda sekitar Surabaya tersebut. Pada saat itu dia mencoba menaklukkan tebing-tebing alam di gunung kapur citatah karna dia terdorong dan mempunyai impian memanjat tebing dan ingin seperti seperti dalam buku From Hill Walking to Alpine Climbing karya Allan Blackshaw. Pada peristiwa tersebut dia kemudian menjadi tonggak sejarah berdirinya organisasi olahraga alam bebas yang mengkhususkan pada kegiatan pemanjatan dengan nama Skygers Amateur Rock Climbing Group.
Pada tahun 1980 kegiatan panjat tebing memasuki awal baru yang dimana kegiatan ini bukan lagi bersifat petualang melainkan telah menjadi olahraga prestasi danpada tahun 1987, pertama kalinya diadakan lomba panjat tebing alam yaitu,di pantai Jimbaran bali. Pada tahun 1988 mulai diperkenalkan dinding panjat tebing buatan oleh pemanjat perancis yang datang ke Indonesia. Sekaligus harry suliztiarto membentuk wadah sebagai tempat penyaluran hobi dan aspirasi untuk memanajemen kegiatan panjat tebing agar berjalan dengan baik dan kemudian nama federasi panjat gunung dan panjat tebing Indonesia (FPGPTI) diganti menjadi federasi panjat tebing Indonesia (FPTI)pada saat itulah panjat tebing semakin berkembang dan melahirkan atlit-atlit Indonesia.
Pada tahun 1990 digelar panjat dinding nasional (LPDN) di Jakarta dengan ketinggian 15 meter dengan bentuk bangunan empat sisi dan juga menyelenggarakan pendakian puncak cartenz pyramid dan puncak jaya. Pada tahun 1991 indonesia pertama kalinya mengirim empat atlit panjat tebing di kejuaraan Oceania-australia tetapi hanya andreas dan deden sutisna yang mendapat peringkat yaitu empat dan lima. Dengan keikutsertaannya itu telah membuka mata dunia panjat tebing internasional, bahwa Indonesia tlah memiliki atlit Indonesia bersekala internasional. Pada saat itu juga FPTI mengeluarkan peraturan panjat dinding pertama bukan hanya itu juga pengda jatim bekerja sama dengan impala Univ. merdeka malang yang mengadakan climbing party di lembah kera dan juga diikuti oleh puluhan pemanjat lainnya.

II.2. Pengertian Panjat Tebing
Panjat tebing atau istilah asingnya dikenal dengan Rock Climbing yaitu merupakan olah raga pendakian gunung yang tidak bisa dilakukan dengan cara berjalan kaki melainkan harus menggunakan peralatan dan teknik-teknik tertentu untuk bisa melewatinya dan juga dilakukan pada daerah yang berkontur batuan tebing dengan sudut kemiringan mencapai lebih dari 45o dan mempunyai tingkat kesulitan tertentu.
Panjattebing juga disebut sebagai olahraga yang mengutamakan kelenturan, kekuatan / daya tahan tubuh, kecerdikan, kerja sama team serta ketrampilan dan pengalaman setiap individu untuk menyiasati tebing itu sendiri.Dalam menambah ketinggian dengan memanfaatkan cacat batuan maupun rekahan / celah yang terdapat ditebing tersebut serta pemanfaatan peralatan yang efektif dan efisien untuk mencapai puncak pemanjatan.

II.3. Jenis-Jenis Kejuaraan atau Perlombaan Panjat Tebing
II.3.1. Bouldering Competition
Bouldering adalah olah raga seni panjat memanjat di bebatuan besar, tebing ataupun dinding yang relatif tidak terlalu tinggi, dengan ketinggian antara 2-5 meter tanpa menggunakan pengaman tali ataupun harness yang ada hanya matras yang diletakkan dibawah untuk mengantisipasi jatuhnya pemanjat. Dalam gerakannya mementingkan aspek jimnastik dengan kelincahan dan kekuatan tenaga penuh. Perlombaan kategori boulder ini biasanya dipertandingkan pada tebing buatan dengan ketinggian maksimal dengan ketentuan bagian tubuh paling bawah pemanjat tidak boleh lebih dari 3 meter diatas matras keselamatan. Pemanjatan jalur pendek atau boluder dilakukan tanpa tali dan dilengkapi dengan matras pendaratan untuk keamanan. Jumlah jalur buolder yang berhasil diselesaikan menentukan peringkat pemanjat. Kompetisi buolder normal biasanya terdiri dari bapak kualifikasi dengan 5 jalur pemanjatan, bapak semi-final dengan 4 jalur pemanjatan dan bapak final dengan 4 jalur pemanjatan yang harus diselesaikan. Sedangkan dalam perlombaan bouldering yang dinilai hanya point bonus dan top.


II.3.2. Lead Climbing Competition
Lead climbing adalah teknik memanjat jalur pemanjatan dimana pemanjat pertama memasang peralatan pengaman dan diamankan oleh seorang pengaman belayer dari bawah. Di Indonesia dalam lomba lead dibedakan menjadi dua yaitu top rope dan top runer. Top rope yaitu dimana tali atau anchor sudah dipasang dari atas sehingga pemanjat tinggal memanjat jaluryang sudah disiapkan sedangkan top runer yaitu pemanjat memanjat dari bawah dengan mengaitkan tali pengaman ke quickdraw yang sudah dipasang pada hanger, dan runer terakhir yang dipasang pada jalur pemanjatan menjadi top untuk pemanjat mencapainya. Penilaian dari kategori ini adalah poin terjauh atau tertinggi yang dipegang oleh pemanjat. Dalam setiap pemanjatan sendiri biasanya dibatasi oleh waktu, antara 5-7 menit tergantung dari ketinggian atau tingkat kesulitan jalur yang dibuat oleh route setter atau pembuat jalur yang sudah terlebih dahulu ditentukan oleh panitia penyelenggara.
II.3.3. Speed Climbing Competition
Speed climbing adalah salah satu kategori perlombaan dimana dua pemanjat beradu cepat untuk mencapai top dengan tali yang sudah terpasang pada anchor. Indonesia saat ini mempunyai banyak atlit speed yang sudah meraih prestasi pada tingkat internasional.

Gambar II.3.3. Speed Climbing Competition
Adapun speed climbing yang diperlombakan di Indonesia ada tiga yaitu speed track, speed classic, dan speed world record.
a. Speed TrackAdalah kategori speed climbing yang karakter wallnya sudah terdapat pegangan tanpa dipasang point atau hold untuk pemanjatan.
b. Speed ClassicMerupakan kategori speed climbing dengan dua pemanjat beradu cepat untuk menepuk top atas yang telah juri pasang untuk finish atau top.
c. Speed world recordMerupakan kategori speed climbing yang poin atau hold nya mempunyai bentuk atau karakter yang khusus untuk speed world record dengan dua pemanjat yang beradu cepat untuk menepuk top atas yang telah juri pasang untuk finish atau top.

No comments:

loading...