Saturday 4 August 2018

Tinjauan tentang Penerapan Ice Breaking pada Pembelajaran

1. Pengertain  Ice Breaking

Istilah ice breaker berasal dari dua kata asing, yaitu iceyang berarti es yang memiliki sifat kaku, dingin, dan keras, sedangkan breaker  berartimemecahkan. Arti harfiah ice-breakeradalah ‘pemecah es’ Jadi, ice breakerbisa diartikan sebagai usaha untuk memecahan atau mencairkan suasana yang kaku seperti es agar menjadi lebih nyaman mengalir dan santai. Hal ini bertujuan agar materi-materi yang disampaikan dapat diterima. Siswa akan lebih dapat menerima materi pelajaran jika suasana tidak tegang, santai, nyaman, dan lebih bersahabat.

Ice breaker juga apat diartikan sesuatu yang dingin yang perlu diberikan pada suasana yang panas. Artinya, ketika suasana sudah memanas, menegang, maka perlu suatu minuman yang dingin dan menyegarkan, yaitu ice breaker agar suasana kembali dingin dan otak siap menuju kegiatan pembelajaran yang lebih menantang.
M.Said mengungkapkan, yang dimaksud  ice breaker  adalah permainan atau kegiatan yang berfungsi untuk mengubah suasana kebekuan dalam kelompok Ada juga yang menyebutkan bahwa Ice Breakeradalah peralihan situasi dari yang membosankan, membuat mengantuk, menjenuhkan dan tegang menjadi rileks, bersemangat, tidak membuat mengantuk, serta ada perhatian dan ada rasa senang untuk mendengarkan atau melihat orang yang berbicara di depan kelas atau ruangan pertemuan.
Ice Breaker merupakan cara tepat untuk mencipatakan suasana kondusif. “Penyatuan” pola pikir dan pola tindak ke satu titik perhatian adalah yang bisa membuat suasana menjadi terkondisi untuk dinamis dan fokus. Dinamis karena peserta bisa mengubah aktivitasnya sendiri untuk mengikuti pola terstruktur yang telah diarahkan oleh pemimpi forum

2.Pentingnya Ice Breaker dalam Pembelajaran
Proses pembelajaran yang serius kaku tanpa sedikitpun ada nuansa kegembiraan tentulah akan sangat cepat membosankan. Apalagi diketahui bahwa berdasarkan penelitiankekuatan rata-rata manusia untuk terus konsentrasi dalam situasi yang monoton hanyalah sekitar 15 menit saja. Selebihnya pikiran akan segera beralih kepada hal-hal lain yang mungkin sangat jauh dari tempat di mana ia duduk mengikuti suatu kegiatan tertentu.
Otak kita tidak dapat dipaksa untuk melakukan fokus dalam waktu yang lama. Untuk mudahnya, anda bisa menggunakan patokan usia. Contohnya, untuk anak usia 5 tahun, rentang waktu fokus optimal yang bisa dilakukan hanyalah 5 menit, untuk anak usia 15 tahun, rentang waktu fokus hanyalah 15 menit. Bila seorang berusia 35 tahun atau 60 tahun maka fokus optimalnya 30 menit. Jadi 30 menit adalah rentang waktu fokus maksimal agar tidak terjadi kelelahan otak yang berlebihan

A.Landasan Empiris

Darmansyah (2010: 3) menjelaskan bahwa hasil penelitian dalam pembelajaran pada dekade terakhir mengungkapkan bahwa belajar akan lebih efektif, jika siswa dalam keadaan gembira. Kegembiraan dalam belajar telah terbukti memberikan efek yang luar biasa terhadap capaian hasil belajar siswa. Bahkan potensi kecerdasan intelektual yang selama ini menjadi “primadona” sebagai penentu keberhasilan belajar, ternyata tidak sepenuhnya benar. Kecerdasan emosional telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap efektifitas pembelajaran disamping kecerdasan intelektual.

Teori Gestalt yang dikutip Nasution menyatakan bahwa :
Belajar tidak mungkin tanpa kemauan untuk belajar, maka kesukaan siswa terhadap sikap yang dilahirkan guru jelas akan memberikan motivasi tersendiri dalam belajar.Ada banyak cara untuk menggairahkan belajar siswa dengan cara menggembirakan dan itu dapat dipelajari oleh semua guru. Cara yang paling sering digunakan oleh guru adalah dengan meramu ice breaker yang disisipkan dalam psoses pembelajaran. Keunggulan ice breaker adalah bisa dipelajari oleh setiap orang tanpa membutuhkan  ketrampilan tinggi. Justru ice breaker dapat direncanakan dan dimatchingkan dengan berbagai materi pelajarn yang akan diajarkan oleh guru.

B.Landasan Teoritis Ice breaker

sangat diperlukan dala proses pembelajaran di kelas untuk menjaga stamina emosi dan kecerdasan berpikir siswa. Ice breaker diberikan untuk memberikan rasa gembira yang bisa menumbuhkan sikap positif siswa dalam psoses pembelajaran. Goleman dalam Bobbi Dapoter (2001: 22) mengatakan bahwa Ketika otak menerima ancaman atau tekanan, kapasitas syaraf untuk berfikir rasional mengecil. Otak “dibajak secara emosional”. Psikolog dan peneliti Howard Gardner (1995: 94) seorang tokoh pendidikan yang telah mengembangkan teori Multiple intelligences.


C.Landasan Yuridis

Dalam kaitannya dalam proses pembelajaran yang menyenangkan ada beberapa ayat yang secara tersirat maupun tersurat mengatur tentang proses pembelajaran kepada siswa yang mengharuskan untuk memberikan kesempatan yang luas kepada ank untuk berekspresi dan berbagi pendapat. Dalam pasal 12 ayat 1 Konvensi Hak Anak yang berbunyi : “Negara-negara peserta akan menjamin hak anak yang berkemampuan untuk menyatakan secara bebas
pandangannya sendiri mengenai semua hal yang menyangkut hal itu, dengan diberikan bobot yang layak pada pandangan-pandangan anak yang mempunyai nilai sesuai dengan usia dan kematangan yang bersangkutan”. Sementara itu landasan yuridis yang ada di Indonesia dituliskan secara lebih jelas dalam undang-undang RI No.20 pasal 40 ayat 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanal berbunyi:

 “Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban :

A. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.

B. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.

C. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi  dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.” Dalam rangka mengawal penyelenggaraan pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang tersebut diatas, Mentri Pendidikan Nasioanal yang mengamanatkan kepada seluruh penyelenggara pendidikan yang dituangkan dalam Permendiknas No.41 tahun 2007 Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah mengharuskan bahwa dalam kegiatan inti pembelajaran harus dilakukan secra interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, beraktifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik secara psikologis siswa


3.Tujuan dan Fungsi Ice Breaker
Ice breakerdidefinisikan sebagai “a fun way to support the
objective of presentation [Svendsen, 1996]. Bahkan hampir dipastikan
semua aktivitas manusia memerlukan kehadiran ice breaker.Ada  beberapa tujuan penggunaan ice breaker, yaitu:

a.Menghilangkan sekat-sekat pembatas di antara siswa.

b.Terciptanya kondisi yang dinamis di antara siswa .

c.Menciptakan motivasi antara sesama siswa untuk melakukan aktivitas
selama proses belajar-mengajar berlangsung.
d.Membuat peserta saling mengenal dan akan menghilangkan jarak mental sehingga suasana menjadi benar-benar rileks, cair dan mengalir.
e.Mengarahkan atau memfokuskan peserta pada topik
pembahasan/pembicaraan. Selnjutnya ice breakerdapat pula digunakan sebagai daya pembangkit [energizer]. Energizer adalah permainan-permainan yang
digunakan ketika para peserta tampak dingin atau kehilangan semangat,
jenuh dan mengantuk. Aktivitas ini digunakan sebagai sarana menurunkan ketegangan dan menyuntikkan tenaga baru. Menurunnya semangat ini juga bisa terjadi sesudah jeda (break) atau makan siang. Untuk itu, semangat bermain dan mengkuti training harus dibangkitkan kembali.Catatan penting pemakaian Ice breaker.







4.Macam-macam Ice Breaker

Ice breakerdi sini dibagi dalam dua macam varian, antara lain :

a. Ice breakertanpa media
Ice breakertanpa media dapat diartikan permainan pendinginan otak dengan tidak menggunakan media di luar anggota tubuh.
b. Ice breaker dengan media
Ice breaker dengan media merupakan permainan pendinginan otak dengan menggunakan media di luar media anggota tubuh. Media/alat bantu lain untuk melakukan ice breaker,misalnya penggaris, penghapus, tas, pensil, atau kapur.

Ada banyak macam energizer atau ice breakeryang dapat digunakan dalam pembelajaran. Namun jika dilihat dari metodenya dapat dikelompokkan menjadi 9 jenis, yaitu :
1. Jenis yel-yel
Yel-yel walaupun sederhana tetapi mempunyai tingkat “penyembuh” yang paling baik dibanding jenis lain. Dengan melakukan yel-yel selain konsentrasi menjadi pulih kembali, juga dapat menumbuhkan semangat yang tinggi dari peserta didik untuk melanjutkan pelajaran.

2. Jenis tepuk tangan
Tepuk tangan pada awalnya adalah merupakan salah satu ekspresi kegembiraan disamping tertawa. Teknik tepuk merupakan ice breakeryang apaling mudah karena tidak memerluka persiapan yang membutuhkan banyak waktu.Tepuk tangan sangat bagus dilakukan oleh siapa saja dengan tidak melihat usia. Dari anak kecil samapai orang tua tetap pantas melakukan jenis ini. Tepuk tangan juga dapat dimodifikasi menjadi banyak sekali modelnya.

3. Jenis lagu
Selama ini berdasarkan pengalaman, ice breaker jenis ini adalah yang paling banyak disukai oleh peserta didik. Lagu-lagu dalam pembelajaran sangat populer dalam KBM di zaman dahulu. Namun seiring dengan perkembangan zaman, nampaknya para guru masa kini sudah mulai enggan menggunakan sarana ini.
Mengenalkan dan memasukkan lagu/musik musik kedalam kurikulum sejak usia dini tidak hanya akan meningkatkan apresiasi anak terhadap musik, tetapi juga dapat meningkatkan kecerdasan terhadap musiknya. Keuntungan lain adalah membantu meningkatkan kemampuan anak dalam bidang matematika, membaca dan sains.

4. Jenis gerak anggota badan
Gerak anggota badan dapat dilakukan di tengah kegiatan pembelajaran, jka dilihat siswa sudah merasa bosan dan ngantuk maka perlu digerakkan anggota badannya agar kondisi psikologis Jenis gerak anggota badan Gerak anggota badan dapat dilakukan di tengah kegiatan pembelajaran, jka dilihat siswa sudah merasa bosan dan ngantuk maka perlu digerakkan anggota badannya agar kondisi psikologis kembali fresh

5. Jenis Humor
Humor berasal dari istilah Inggris yang pada mulanya memiliki beberapa arti. Namun semuanya berasal dari suatu istilah yang berarti “cairan” (James Dananjaya, 1999). Arti ini berasal dari doktrin ilmu faal kuno mengenai empat macam cairan, seperti darah, lendir, cairan empedu dan cairan empedu hitam. Keempat cairan tersebut untuk beberpa abad dianggap menentukan temperamen
seseorang (Friedman, 2002). Sheiniwiazt (1996) mengatakan : “Humor adalah kualitas yang bersifat lucu dari seseorang yang menggelikan dan menghibur.”
Humor dalam pembelajaran yang diperlukan tidaklah mengharuskan sswa didik bisa tertawa terpingkal-pingkal, namun lebih kepada bagaimana membuat suasana menjadi cair tanpa ada ketegangan setelah beberapa jam sebelumnya serius memperhatikan  materi pelajaran.

6. Jenis games
Games atau permainan adalah jenis Ice Breaker yang paling
membuat siswa didik heboh. Melalui permainan suasana menjadi cair sehingga kondisi belajar menjadi kondusif

7. Jenis cerita/dongeng
Dongeng adalah salah satu sarana yang cukup efektif untuk
memusatkan perhatian siswa. Dongeng selalu menarik perhatian
siswa baik di awal maupun diakhir pelajaran. Ada beberapa jenis
dongeng menurut isinya yang dapat digunakan sebagai Ice Breaker
antara lain :
a.Dongeng motivasi adalah dongeng yang berisikan untukmembangun semangat yang tinggi dalam perjuangan hidup maupun dalam belajar.

b.Dongeng nasehat adalah dongeng yang berisi tentang petuah kebijakan yang diharapkan dapat ditiru oleh anak didik

c.Dongeng lelucon atau dongeng jenaka sangat baik untuk Ice Breaker.
Namun demikian, dalam memilih dongeng guru haruslah berhati-hati, karena banyak sekali dongeng jenaka yang hanya menekankan pada kelucuannya saja tanpa memperhatikan isi yang edukatif.

8. Jenis sulap

Sulap adalah sarana Ice Breaker yang sangat menarik perhatian ank-anak. Namun demikian jenis ini sangat jarang digunakan oleh guru di sekolah. Mungkin karena dianggap sulit atau mungkin juga dianggap sebagai magic.


Berdasarkan caranya ternyata sulap dapat dibedakan menjadi 10 jenis, yaitu :

a.Sleight of hand
yaitu permainan yang mengandalkan kecepatan tangan pesulap untuk menghilangkan dan memunculkan suatu benda.

b.Tricks yaitu permainan dengan mengandalkan peralatan sulap untuk menghilangkan, memindahkan, memunculkan, mengubah dan sebagainya.

c.Illusion
yaitu kemahiran menggunakan peralatan ilusi untuk
membuat sesuatu yang mustahil seolah-olah benar terjadi.

d.Mentalism
kemahiran yang merupakan kekuatan spesial untuk dapat memprediksi, menemukan, mengubah, menggerakkan dan lain-lain.

e.Escapetology
yaitu kemahiran membebaskan diri dari berbagai ikatan dan belenggu pada berbagai keadaan selama waktu tertentu.

f.Cardician
yaitu kemahiran memainkan kartu untuk dapat menemukan kartu yang dipilih, menghilangkan kartu dan mengubah kartu.

g.Bizarre
yaitu kemahiran menggunakan cerita dan kata-kata untuk menyentuh perasaan penonton secara mendalam.

 h.Pick pocket
yaitu kemahiran “memindahkan” barang yang dimiliki atau dipakai orang lain.
.
i.Balloon twisting
yaitu kemahiran meniup dan menekuk balon
untuk dibentuk menjadi berbagai macam benda seperti binatang,
bunga, topi dll.

j.Ventriloquism
yaitu kemahiran ini lebih dikenal denagn sulap suaraatau suara perut. Yang menimbulkan kesan boneka/ benda dapat hidup dan bicara.

9. Jenis audio visual
Banyak sekali jenis Audio visual yang dapat digunakan sebagai Ice Breaker.
Biasanya berupa klip film pendek yang lucu, inspiratif atau memotivasi anak untuk belajar lebih keras. Namun demikian jenis ini tidak bisa dite
rapkan pada semua kelas terutama sekolah yang belum memiliki perangkat multimedia komputer.Menurut jenisnya media audio visual dapat dibedakan
menjadi 6 macam :

a.Film gerak bersuara
b.Video
c.Televisi
d.Media televisi terbuka
e.Media televisi siaran terbatas (TVST)
f.Multimedia



5.Teknik Penerapan

Ice Breaker dalam Pembelajaran Teknik penggunaan ice breaker
ada dua cara yaitu secara spontan dilaksanakan dalam situasi pembelajaran dan direncanakan. ice breaker digunakan secara spontan dalam proses pembelajaran biasanya digunakan tanpa skenario tetapi lebih banyak digunakan karena situasi pembelajaran yang ada saat itu butuh energizer atau karena terlalu noice sehingga pembelajaran tidak terfokus lagi.Pelaksanaan

ice breakerdapat dibagi dalam tiga kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

a.Penerapan ice breaker secara spontan dalam proses pembelajaran
Ice breaker dapat dilakukan secara spontan dalam proses pembelajaran. Hal ini tentu dilakukan tanpa persiapan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu oleh guru. Seorang guru yang tanggap terhadap kondisi siwa tentu akan segeramengambil tindakan terhadap kondisi dan situasi pembelajaran yang kurang kondusif selama KBM.

Ice breaker diberikan secara spontan adalah dengan tujuan
antara lain untuk :

1. Memusatkan kembali perhatian siswa
2. Memberikan semangat baru pada saat siswa mencapai titik
jenuh.
3.Mengalihkan perhatian terhadap fokus materi pelajaran yang
berbeda.

Ice breaker yang dilaksanakan secara spontan memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

1. Lebih kontekstual dengan situasi dan kondisi pembelajaran yang dihadapi saat itu.

2. Guru lebih kreatif memanfaatkan kondisi siswa untuk melakukan Ice breaker secara interaktif.

3. Kejenuhan yang dialami siswa cepat segera dapat diatasi .


Ice breaker di awal kegiatan pembelajaran
Pada kegiatan awal pembelajaran biasanya anak masih dalam kondisi segar, kecuali sebelumnya ada mata pelajaran lain. Kondisi yang masih segar seperti ini dapat menggunakan ice breaker tipe ringan, yaitu dengan menepuk-nepuk punggung tangan dengan punggung tangan, telapak kaki dengan telapak kaki, atau kebalikannya telapak tangan dengan telapak kanan dengan punggung
kaki dengan punggung kaki. Dapat juga diisi dengan berbagai tepuk sesuaidengan mata pelajaran yang akan dilakukan. Ice breaker yang direncanakan dalam Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak didmiliki pada Ice breaker
spontan, antara lain :

1. Ice breaker dapat dipilih secara lebih tepat, baik dalam menyesuaikan materi pembelajaran maupun ketepatan dalam memenuhi prinsip-prinsip penggunaan Ice breakerdalam pembelajaran.
2. Ada kesempatan bagi guru untuk belajar terlebih dahulu terhadap Ice breakeryang belum dikuasainya.
3. ice breakeryang dipersiapkan lebih sinkron dengan strategi pembelajaran yang dipilih guru saat itu.
4. Ice breakerterasa lebih menyatu dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung

Ice breaker pada inti kegiatan pembelajaran
Pada kegiatan inti pembelajaran merupakan saat-saat krusial di mana siswa harus terus memusatkan perhatian selama jam pembelajaran berlangsung, baik pada saat mengerjakan tugas ataupun mendengarkan penjelasan guru. Penggunaan ice breaker pada inti pembelajaran harus dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Ice breakerdigunakan pada saat pergantian sesi atau pergantian kegiatan. Ice breakerhendaknya jangan digunakan pada saat tengah-tengah kegiatan, seperti pada saat diskusi, kerja kelompok, demonstrasi dan lain-lain.

2. Ice breakerdilakukan pada saat anak mengalami kejenuhan atau kebosanan dalam menjalankan tugas belajar. Hal ini diperlukan untuk mengembalikan stamina kepada peserta didik agar dapat optimal dalam mengikuti proses pembelajaran.

3. Ice breakerjuga dapat digunakan untuk memberikan penguatan materi pembelajaran yang sedang diberikan. Biasanya Ice breakeryang dapat digunakan untuk penguatan adalah jenis yel-yel ataupun jenis lagu.


Pada kegiatan akhir dapat dilakukan dengan kegiatan melompat setinggi tingginya sambil meletakkan tangan lurus di atas kepala dan menepuk kedua telapak tangan secara selang-seling antara teman yang satu dengan teman yang lain. Dapat juga dengan mengungkapkanpermainanhewan:Semutbesar(membuat lingkaran besar dengan tangan di depan dada). Gajah-kecil (jari telunjuk dan kelingking disatukan membentuk lingkaran kecil). Jerapah-pendek (tangan diletakkan di pipi, kepala digelengkan ke kanan dan ke kiri). Hitam-putih
(memegang baju atas). Putih-hitam (memegang baju bawah). Merah-
hijau (memegang kaki kanan bawah).

Adapun car-cara yang dilakukan untuk mengakhiri sebuah pelajaran agar siswa mengingat apa yang telah dipelajari dan memahami cara menerapkannya dimasa mendatang. Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan, antara lain :
a.Peninjauan: mengingat dan mengikhtisarkan apa yang telah dipelajari.
b.Penilaian-diri: mengevaluasi perubahan-perubahan pengetahuan, ketrampilan atau sikap.
c.Perencanaan masa mendatang:menentukan bagaimana siswa akan melanjutkan belajarnya setelah pelajaran berakhi
d.Ungkapan perasaan terakhir:menyampaikan pikiran, perasaan dan persoalanyang dihadapi siswa pada akhir pelajaran.Itu adalah beberapa varian
ice breaker yang dapat ikembangkan lagi sehingga menjadi varian-varian baru yang lebih atraktif.

No comments:

loading...