BAB I
PENDAHLUAN
I.1
Latar Belakang
Sebagai
orang yang sering berpetualang di alam bebas, pengetahuan tentang kompas dan peta serta cara penggunaanya adalah hal yang wajib
di ketahui untuk mencapai tujuan perjalanan. Kompas adalah alat yang sangat di perlukan untuk
mengetahui arah mata angin, khususnya oleh para pencinta petualangan di alam
bebas untuk mengetahui dimana tujuannya. Namun kadangkala kita dihadapkan pada suatu kondisi yang sangat
sulit, berada di alam bebas tanpa peralatan navigasi yang disebabkan oleh kehilangan
kompas saat melakukan perjalanan atau kompas kita rusak di perjalanan, bahkan apabila berada di daerah
yang memiliki medan magnetis yang besar sehingga kompas tidak berfungsi dengan
baik. Misalkan kita tersesat di suatu daerah tampa adanya kompas yang berfungsi
dengan baik dan tampa peta yang akhirnya membuat kita dalam keadaan kritis.
Dalam keadaan kritis kita harus bertahan hidup untuk terlepas dari situasi
tersebut, banyak orang yang terkena masalah tersebut hanya bertahan hidup untuk
menunggu diselamatkan oleh team SAR atau orang yang menemukannya. Ada juga yang
manjutkan perjalanan tampa mengetahui arah perjalanan atau tujuannya. Keadaan tersebut pasti akan sangat
menyulitkan kita melakukan orientasi dan menentukan arah perjalanan. Untuk
itulah perlu bagi pencinta petualangan untuk mempelajari navigasi praktis dalam keadaan kritis untuk menentukan arah
tujuan kita.
I.2 Maksud dan Tujuan
I.2.1 Maksud
Penyajian
makalah ini dimaksudkan bagi orang – orang penggiat alam bebas yang akan
mengadakan suatu perjalanan/pendakian agar lebih memperhatikan segala persiapan
yang dibutuhkan khususnya pengetahuan dan keterampilan pada saat melakukan
kegiatan alam bebas.
Dengan demikian
para penggiat alam bebas akan mampu melakukan perjalanan sampai dengan selesai
walaupun dalam keadaan kritis yang disebabkan oleh faktor eksternal maupun
internal.
I.2.2 Tujuan
Penulis
menyajikan makalah ini untuk menambah wawasan para pembaca dalam materi
Navigasi Darata, khususnya menambah pengetahuan tentang beberapa tanda
di alam yang bisa dijadikan acuan orientasi untuk menentukan arah
perjalanan dan agar bisa terlepas dari keadaan kritis ketika tidak
memiliki kompas
yang berfungsi dengan baik dan tampa peta. Membuka
pandagan kita bahwa masih banyak yang harus di ketahui maupun di persiapkan
dari segi pengetahuan dan keterampilan dalam melakuka kegiatan alam bebas untuk
mengatasi berbagai masalah yang belum pasti di alam bebas.
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Pengertian Navigasi Praktis
Dalam kegiatan alam bebas perlu bagi penggiat
alam bebas untuk mengetahui arah perjalanannya. Ketika terbentur dalam keadaan
kritis atau juga dalam keadaan saat tidak memiliki kompas yang berfungsi dengan
baik, sering kali penggiat alam bebas tidak tahu lagi menentukan arah
perjalannanya. Jadi dalam keadaan seperti itu, diperlukan pengetahuan tentang
navigasi praktis dalam keadaan kritis untuk menentukan arah perjalanan.
Apa navigasi praktis dalam keadaan kritis
itu? Navigasi praktis dalam keadaan kritis dapat diartikan dari kata Navigasi
yang berarti cara menentukan posisi dan arah perjalanan baik di medan
sebenarnya maupun pada peta. Kemudian dari kata Praktis yang berarti secara
praktek, mudah dilakukan dan tampa peralatan yang lengkap. Jadi Navigasi
Praktis dalam Keadaan Kritis dapat diartikan sebagai cara menentukan posisi dan
arah tampa peralatan yang lengkap dalam keadaan kritis.
Dalam dasar Ilmu Pelayaran
Datar (IPD) ada yang namanya arah mata angin yang merupakan lingkaran 360° (360
derajat) bumi dari utara ke utara lagi,yang terdiri dari empat inti utama yakni
Utara,Timur,Selatan,Barat, dan di jabarkan lagi ke 16 anak2nya (emangnya manusia
?) yang masing-masing memiliki sudut sebesar 22,5° (22,5 derajat) sehingga
menjadi seperti ini:
U : Utara = 000° (nol derajat)
UTL :
Utara Timur Laut = 022.5° (22.5 derajat)
TL :
Timur Laut = 045° (45 derajat)
TTL :
Timur Timur Laut = 067.5° (67.5 derjat)
T : Timur = 090° (90 derajat)
TMG :
Timur Menenggara = 112.5°
T : Tenggara = 135°
SMG :
Selatan menenggara = 157.5°
S : Selatan = 180°
SBD :
Selatan Barat Daya = 202°
BD :
Barat Daya = 225°
BBD :
Barat Barat Daya = 247.5°
B : Barat = 270°
BBL :
Barat Barat Laut = 292.5°
BL :
Barat Laut = 315°
UBL :
Utara Barat Laut = 337.5°
Dan kembali lagi ke utara sehingga menjadi 360 derajat.
Dalam ke 16 (enam belas) arah mata angin diatas masih ada juga anak-anaknya
hingga menjadi 32 arah, yang didalam ilmu pelayaran di sebut 32 surat, dimana
satu tiap-tiap surat memiliki sudut sebesar 11,25° (sebelas koma duapuluh lima
derajat).
Penghitungan diatas
menjadi patokan dasar dalam berlayar, apalagi berlayar koboy alias manual tanpa
ada alat2 navigasi pelayaran seperti Global Positioning Sytem (GPS), Radar, dsb
Menggunakan Bayangan Matahari
Arah mata angin dapat ditentukan selama sinar
matahari dapat terlihat dan menghasilkan bayangan. Cara yang paling cepat
dilakukan, yaitu dengan mencari batang kayu yang relative lurus dengan panjang
sekitar satu meter, tali, dan batu yang agak besar.
Batang kayu ditancapkan pada tanah yang rata dan lapang. Ujung tali diikatkan
pada batang dan ujung lainya diikatkan pada batu. Bayangan batang kayu akan
terlihat, tandai dengan batu dengan merentangkan tali. Tunggu sekitar 20 menit.
Bayangan batang akan berubah, tandai lagi bayangan tersebut degan batu, tentu
saja dengan merentangkan tali. Hubungkan titik pertama dan kedua tadi dengan
garis lurus sehingga arah barat (titik pertama) dan arah timur (titik kedua)
dapat diketahui. Setelah arah barat dan timur diketahui maka arah utara dan
selatan dapat ditentukan.
Ada cara lain yang lebih akurat, tetapi memakan waktu yang lebih lama.
Prinsipnya sama dengan cara pertama, tetapi penentuan titik pertama dilakukan
pada pagi hari. Dati titik pertama tersebut, buat gambar setengah lingkaran
dari tali dan batu yang diikat sebelumnya. Tunggu sampai sore hari. Saat
bayangan batang kayu menyentuh gambar setengah lingkaran, tandai sebagai titik
kedua. Selanjutnya, arah barat (titik
pertama) dan arah timur (titik kedua) dapat
ditentukan dengan lebih akurat.
2. Membuat Kompas Sendiri
Kompas dapat dibuat sendiri dengan menggunakan
jarun jahit atau pisau silet yang bermagnet dan diletakan di atas permukaan
air. Sebetulnya, jarum jahit dapat mengambang diatas airjika dilakukan dengan
penuh kesabaran.
Jika belum berhasil, letakan serpihan kertas kecil di antara permukaan air dan
jarum. Berdasarkan arah yang ditunjukan jarum atau silet tadi maka arah utara
dan selatan dapat ditentukan.
Walaupun cukup sulit untuk menentukan mana yang utara mana yang selatan karena
memang sulut menentukan ujung mana yang mengandung magnet. Untuk itu, caranya
dengan menebak atau menggabungkan dengan cara lain, misalnya dengan melihat
bayangan sinar matahari.
Masalah yang sering timbul dalam pembuatan kompas, yaitu tidak semua jarum
jahit atau silet bermuatan magnet. Jadi, kedua benda tersebut harus dipastikan
bermuatan magnet, dapat juga dengan sengaja membuat jarum dan silet bermagnet.
Denga cara menggosokan salah satu ujung logam dengan kain sutra dengan
searah dan terus-menerus.
3. Menggunakan Jam Tangan
Jam tangan manual bukan digital, dapat
digunakan untuk menentukan arah mata angin dengan bantuan matahari. Caranya,
arahkan angka 12 pada jam tangan kea rah matahari. Ambil sudut pertengahan
antara jarum pendek jam tangan dengan angka 12, itulah arah utara.
Jika menggunakan jam tangan digital, gambarkan atau bayangkan posisi jarum pendek dan jarum panjang yang ditunjukan oleh jam tangan. Selanjutnya, lakukan proses yang sama seperti langkah-langkah di atas.
Jika menggunakan jam tangan digital, gambarkan atau bayangkan posisi jarum pendek dan jarum panjang yang ditunjukan oleh jam tangan. Selanjutnya, lakukan proses yang sama seperti langkah-langkah di atas.
4. Membaca Tanda-Tanda Alam
Tanda-tanda alam dapat dijadikan panduan untuk
menentukan arah mata angin, misalnya dengan melihat tajuk pohon. Kerimbunan
tajuk pohon yang yang tidak merata dapat dijadikan acuan, biasanya tajuk pohon
yang leebih lebat berada di sebelah barat karena dipengaruhi oleh hormone
pertumbuhan dan intensitas cahaya matahari.
Pada bagian tengah dan bawah hutan, lumut parmelia yang yang tumbuh pada batang pohon dapat dijadikan indikator arah mata angin. Jenis lumut ini cenderung hidup lebih baik pada daerah yang intensitas sinar mataharinya rendah. Panduan ini menunjukan arah barat. Selain itu, biasanya pertumbuhan pandan hutan cenderung condong kea rah timur karena kualitas sinar matahari yang lebih baik.
Pada bagian tengah dan bawah hutan, lumut parmelia yang yang tumbuh pada batang pohon dapat dijadikan indikator arah mata angin. Jenis lumut ini cenderung hidup lebih baik pada daerah yang intensitas sinar mataharinya rendah. Panduan ini menunjukan arah barat. Selain itu, biasanya pertumbuhan pandan hutan cenderung condong kea rah timur karena kualitas sinar matahari yang lebih baik.
Sarang semut dan serangga tanah juga dapat dijadikan panduan arah mata angin. Biasanya, serangga tanah selalu berlindung pada tanah yang lembab. Perhatikan letak pepohonan di sekitarnya, biasanya sarang terletak di sebelah barat dari pepohonan.
Kesalahan interpretasi sangat sering terjadi pada saat membaca tanda-tanda ala mini. Salah satu cara untuk meyakinkan dan mengurangi kesalahan, yaitu dengan memperbanyak sampel yang terdapat dilapangan. Makin banyak sampel maka hampir dapat dipastikan dapat menentukan arah yang tepat.
5. Malam Hari
Keadaan malam hari berbda dengan siang hari.
Sinar matahari sudah tidak terlihat, tanda-tanda alam sulit dibaca. Bahkan,
keadaan sekitarnya pun sukar untuk dilihat apalagi jika tidak ada kompas yang
menjadi acuan orientasi. Namun, tidak perlu khawatir karena bulan dan bintang
dapat dijadikan acuan arah mata angin yang lebih tepat.
Bulan adalah kompas alam yang akurat untuk menunjukan arah mata angin. Jika bulan dapat terlihat maka arah mata angin akan mudah ditemukan. Ada dua cara untuk menentukanya. Cara pertama dilakukan pasa saat bulan purnama. Jika permukaan bulan memperlihatkan bayangan yang tampak kehitaman dan berkumpul pada satu sisi, tempat berkumpulnya bayangan itulah yang merupakan arah utara.
Bulan adalah kompas alam yang akurat untuk menunjukan arah mata angin. Jika bulan dapat terlihat maka arah mata angin akan mudah ditemukan. Ada dua cara untuk menentukanya. Cara pertama dilakukan pasa saat bulan purnama. Jika permukaan bulan memperlihatkan bayangan yang tampak kehitaman dan berkumpul pada satu sisi, tempat berkumpulnya bayangan itulah yang merupakan arah utara.
Kedua, jika keadaan bulan tidak utuh maka perhatika bagian bulan yang bersinar. Perhatikan juga ketika bulan pertama kali waktu muncul, kalau muncul pada saat matahari belum tenggelam maka bagian bulan yang terang adalah arah barat. Jika bulan muncul pada saat lewat tengah malam maka bagian bulan yang terang adalah arah timur.
Bintang adalah kompas yang selalu digunakan nelayan pada malam hari. Salah satu rasi bintang yang biasa dijadikan panduan, yaitu rasi bintang salib (crux). Rasi bintang ini terlihat terang dibandingkan bintang lain dan membentuk formasi yang khas. Jika titik satu dan titik lainya dihubungkan, kemudian buat gari diagonal imajiner sepanjang 4 sampai 4,5 kali dan dihubungkan dengan horizon bumi maka dapat ditentukan arah selatan. Selain arah selatan, arah timur dapat ditentukan dengan mengacu pada planet Venus (bintang timur) yang bersinar terang pada waktu fajar.
Metode Ujung Bayangan.
Menggunakan metode ini membutuhkan sebatang kayu yang lurus dengan panjang 1 meter, dan areal datar yang bebas rumput dan sinar metahari yang cukup, agar tongkat kayu tersebut bisa menghasilkan bayangan yang dibutuhkan. Metode ini sederhana dan cukup akurat serta mempunyai empat langkah sebagai berikut.
1.Langkah pertama
Tancapkan tongkat pada tanah yang datar dan bebas rumput dimana bayangan tongkat akan dihasilkan. Tandai ujung bayangan di tanah dengan batu, ranting atau lainnya yang bisa dipakai. Tanda bayangan petama ini selalu menunjukkan arah barat-dimanapun di bumi ini.
Menggunakan metode ini membutuhkan sebatang kayu yang lurus dengan panjang 1 meter, dan areal datar yang bebas rumput dan sinar metahari yang cukup, agar tongkat kayu tersebut bisa menghasilkan bayangan yang dibutuhkan. Metode ini sederhana dan cukup akurat serta mempunyai empat langkah sebagai berikut.
1.Langkah pertama
Tancapkan tongkat pada tanah yang datar dan bebas rumput dimana bayangan tongkat akan dihasilkan. Tandai ujung bayangan di tanah dengan batu, ranting atau lainnya yang bisa dipakai. Tanda bayangan petama ini selalu menunjukkan arah barat-dimanapun di bumi ini.
2.Langkah kedua.
Tunggu hingga 10 sampai 15 menit, sampai ujung bayangan bergerak beberapa centimeter. Kemudian tandai lagi posisi ujung bayangan yang baru dengan cara yang sama dengan yang pertama tadi.
3.Langkah ketiga.
Buatlah garis lurus yang menghubungkan kedua tanda yang telah dibuat tadi untuk mendapatkan garis rata-rata barat-timur.
4.Langkah keempat
Berdiri dengan tanda pertama (barat) berada pada kaki kiri dan tanda kedua pada kaki kanan. Sekarang badan menghadap ke arah utara. Ini adalah fakta yang sebenarnya di manapun di muka bumi ini.
Menentukan arah dengan bantuan arloji analog.
Jika berada di daerah ekuator, pegang secara horizontal dan arahkan jarum pendek ke arah matahari. Garis tengah pembagi antara jarum pendek dan angka 12 merupakan arah utara. Sedangkan jika berada di selatan ekuator, pegang secara horizontal dan arahkan angka 12 ke arah matahari. Garis tengah pembagi antara angka 12 dan jarum pendek merupakan arah utara.
No comments:
Post a Comment