TEKNIK PENERANGAN
1. CAHAYA
Cahaya
adalah suatu gejala fisis. Suatu sumber cahaya memancarkan energi. Sebagian
energi ini diubah menjadi cahaya tampak. Perambatan cahaya di ruang bebas
dilakukan oleh gelombang-gelombang elektromagnetik. Jadi cahaya itu merupakan
suatu gejala getaran
2. SATUAN-SATUAN
a)
1 watt cahaya
adalah energi yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya sebesar
1 watt dengan
panjang gelombang 555 mm.
b)
1 watt cahaya
= 680 lumen
c)
Flux cahaya
(lumen) adalah jumlah seluruh cahaya yang dipancarkan oleh suatu sumber
cahaya dalam satu detik. (Sebagai contoh
lihat pada Tabel 1 dan 2).
d)
Flux cahaya
spesifik = lumen/watt.
e)
Steradian.
Misalkan dari permukaan sebuah bola ( Gambar 1 ) dengan jari-jari r ditentukan
suatu bidang dengan luas r2. Kalau ujung suatu jari-jari kemudian
menjalani tepi bidang itu, maka sudut ruang yang dipotong dari bola oleh
jari-jari ini disebut satu steradian.
Karena luas permukaan bola sama dengan 4pr2, maka di
sekitar titik tengah bola dapat diletakkan 4p sudut ruang yang
masing-masing sama dengan satu steradian.
f)
Intensitas cahaya
(kandela) = flux cahaya persatuan sudut ruang (steradian) yang dipancarkan
ke suatu arah tertentu
I = (cd) (1)
di mana : I =
Intensitas cahaya (cd)
f =
Flux cahaya (Lm)
w =
Sudut ruang (Steradian)
g)
Intensitas
penerangan atau iluminansi (E) = flux cahaya persatuan luas permukaan A (m2)
Erata-rata = lux
(2)
Gambar 1
3. HUKUM KUADRAT
Ep = lux
(3)
di mana : Ep = intensitas penerangan di suatu titik P dari
bidang yang diterangi
(lux)
I = intensitas sumber cahaya (cd)
r = jarak dari sumber cahaya ke titik P (m)
4. DIAGRAM POLAR INTENSITAS CAHAYA
Diagram
polar intensitas cahaya adalah suatu karakteristik untuk pembagian cahaya
sebuah lampu atau armatur. Diagram ini umumnya diberikan untuk lampu 1000
lumen.
Gambar 2
Diagram
polar intensitas cahaya digunakan untuk menghitung intensitas penerangan di
suatu titik menurut rumus :
Ep = lux
Gambar
3
Intensitas
penerangan E’ di bidang a’ - b’ tegak
lurus pada arah I menurut hukum kuadrat:
E’ = lux (4)
Intensitas
penerangan E di bidang horizontal a - b, ialah proyeksi dari E’ pada garis
tegak lurus pada bidang a - b di titik P. Jadi :
E = E’
cos a (5)
Dari
Persamaan (4) dan (5) diperoleh :
E = cos a lux (6)
Rumus ini dikenal sebagai hukum Cosinus
5. SISTEM PENERANGAN DAN ARMATUR
Penyebaran cahaya dari suatu sumber cahaya
tergantung pada :
1.
Konstruksi sumber cahaya
2.
Konstruksi armatur yang digunakan
Konstruksi armatur yang digunakan
antara lain ditentukan oleh:
a.
cara pemasangannya pada dinding atau langit-langit
b.
cara pemasangan fiting atau fiting-fiting di dalam
armatur
c.
perlindungan sumber cahaya
d.
penyesuaian bentuknya dengan lingkungan
e.
penyebaran cahayanya
Berdasarkan pembagian flux cahayanya oleh
sumber cahaya dan armatur yang digunakan, dapat dibedakan sistem-sistem
penerangan di bawah ini.
1)
Penerangan langsung: cahaya yang dipancarkan sumber
cahaya seluruhnya diarahkan ke bidang yang harus diberikan penerangan,
langit-langit hampir tidak berperan. Penerangan langsung terutama digunakan di
ruangan-ruangan yang tinggi, misalnya di bengkel, pabrik dan untuk penerangan
luar.
2)
Terutama penerangan langsung: sejumlah kecil
cahaya dipancarkan ke atas. Sistem penerangan ini digunakan di gedung-gedung
ibadat, untuk tangga dalam rumah, gang dan lain-lain.
3)
Penerangan baur/merata: sebagian dari cahaya
sumber-sumber cahaya diarahkan ke dinding dan langit. Penerangan ini digunakan
di ruangan-ruangan sekolah, ruangan kantor dan tempat-tempat kerja.
4)
Terutama penerangan tak langsung: sebagian besar dari
cahaya sumber-sumber cahaya diarahkan ke atas. Karena itu langit-langit dan
dinding-dinding ruangan harus diberi warna terang. Penerangan ini digunakan di
rumah-rumah sakit, di ruangan baca, toko-toko, kamar tamu, dan lain-lain.
5)
Penerangan tidak
langsung: cahayanya dipantulkan oleh langit-langit dan dinding-dinding. Warna
dinding dan langit-langit harus terang. Penerangan ini digunakan di
ruangan-ruangan untuk membaca, menulis dan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
halus lainnya.
Tabel
3 dan 4 memuat ikhtisar dari armatur-armatur yang dipergunakan dan sifat-sifat
utamanya dan pada lampiran dapat dilihat berbagai bentuk armatur.
6. CARA MENGHITUNG PENERANGAN DALAM
Untuk suatu perusahaan produksi penerangan
yang baik antara lain memberi keuntungan-keuntungan berikut ini:
a.
peningkatan produksi
b.
peningkatan kecermatan
c.
kesehatan yang lebih baik
d.
suasana kerja yang lebih nyaman
e.
keselamatan kerja yang lebih baik
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan sistem penerangan adalah :
a.
intensitas penerangannya di bidang kerja
b.
intensitas penerangan umumnya dalam ruangan
c.
biaya instalasinya
d.
biaya pemakaian energinya
e.
biaya pemeliharan instalasinya, antara lain biaya
penggantian lampu-lampu.
Perbandingan
antara intensitas penerangan minimum dan maksimum di bidang kerja
sekurang-kurangnya = 0,7. Perbandingan dengan sekelilingnya sekurang-kurangnya
= 0,3.
6.1. Intensitas Penerangan
Intensitas penerangan ditentukan oleh :
a.
tempat di mana pekerjaan akan dilakukan.
b.
sifat pekerjaan
Tabel 5 memuat intensitas penerangan berbagai
sifat pekerjaan.
6.2. Efisiensi Penerangan
h = (7)
di
mana :
f0 = flux
cahaya yang dipancarkan oleh semua sumber cahaya yang ada dalam ruangan
fg = flux
cahaya berguna yang mencapai bidang kerja, langsung atau tidak langsung setelah
dipantulkan oleh dinding dan langit-langit
dan
fg = E x A (8)
Dari
Persamaan (7) dan (8) diperoleh rumus flux cahaya
f0 = Lm (9)
di
mana :
E = intensitas
penerangan yang diperlukan di bidang kerja (lux)
A = luas bidang kerja (m2)
Untuk
menentukan efisiensi penerangannya harus diperhitungkan :
a)efisiensi armaturnya (n)
n
=
b)
faktor refleksi dinding (rw), faktor
refleksi langit-langit (rp) dan faktor refleksi bidang pengukurannya (rm).
Faktor-faktor
refleksi ditentukan berdasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan :
warna putih dan warna sangat muda = 0,7
warna muda = 0,5
warna sedang = 0,3
warna gelap = 0,1
Khusus
faktor refleksi bidang pengukuran (rm) ditetapkan = 0,1.
c)Indeks ruangan atau indeks bentuk
(k)
k
= (10)
di mana :
p =
panjang ruangan (m)
l =
lebar ruangan (m)
h =
tinggi sumber cahaya di atas bidang kerja (m)
Bidang kerja umumnya diambil 80 cm – 90 cm di atas
lantai
6.3. Faktor Depresiasi
Faktor depresiasi (d) didefinisikan
sebagai :
d
=
Faktor
depresiasi terdiri atas 3 golongan utama :
a.
pengotoran ringan
Terjadi di toko-toko,
kantor-kantor dan gedung-gedung sekolah yang berada di daerah-daerah yang
hampir tidak berdebu.
b.
pengotoran berat
Terjadi di ruangan-ruangan
dengan banyak debu atau pengotoran lainnya. Misalnya di pabrik-pabrik cor,
pertambangan, pemintalan, dan sebagainya.
c.
pengotoran biasa
Terjadi di
perusahaan-perusahaan lainnya.
Kalau
tingkat pengotorannya tidak ditentukan, digunakan faktor depresiasi = 0,8.
Contoh efisiensi penerangan beberapa lampu/armarur
dapat dilihat pada Tabel 6 – 10.
6.4. Penentuan Jumlah Lampu atau Armatur
Jumlah lampu :
nL = (11)
atau,
Jumlah armatur :
nA = (12)
di mana :
nL =
jumlah lampu
nA =
jumlah armatur
fL = flux
cahaya lampu
fA = flux
cahaya armatur
E =
intensitas penerangan yang diperlukan
A = luas
bidang kerja
h =
efisiensi penerangan
d = faktor depresiasi
CATATAN
1.
Jika data efisiensi penerangan yang dikeluarkan olek
pabrik pembuat lampu/armatur tidak tersedia, maka dapat digunakan nilai
pendekatan sebagai berikut.
Sistem Penerangan
|
Efisiensi Penerangan
|
Langsung
|
0,60
|
terutama
langsung
|
0,55
|
menyebar/merata
|
0,50
|
terutama
tidak langsung
|
0,45
|
tidak
langsung
|
0,35
|
2.
Disamping dengan metoda yang telah dijelaskan di atas,
metoda lain yang dapat digunakan untuk menghitung penerangan dalam adalah “Zonal
Cavity Method”.
Contoh
Soal
Sebuah
ruangan dengan ukuran 12 m x 25 m dengan tinggi ruangan 4 m akan diberi
penerangan. Intensitas penerangan yang diperlukan adalah 250 lux. Buatlah
rencana penerangan untuk ruangan tersebut. Warna dinding dan langit-langit
adalah putih.
Penyelesaian
Direncanakan
akan menggunakan armatur tipe : GCB dengan lampu 2 x TLD – 36/95 dengan flux
cahaya = 2350 lumen pertabung.
Tinggi
bidang kerja = 0,85 m ® h =
4 – 0,85 = 3,15 m
k = = 2,57
|
|
k =
3 ® h = 0,61
Jumlah
armatur yang diperlukan (nA) :
nA = » 33,6
Jadi
diambil n = 32 armatur
Jumlah
ini dapat dibagi atas 4 deret, masing-masing dengan 8 armatur
6.5 Cara
Penempatan Sumber-sumber Cahaya Dalam Ruangan
Perhatikan
Gambar 4.
a. Jarak antara sumber cahaya (a) sedapat
mungkin harus sama untuk kedua arah.
b.
Jarak antara sumber cahaya yang paling luar dan dinding = 0,5a.
c. Sedapat mungkin :
a = (1 s/d 1,5) h
Gambar 4
7. Tabel-tabel Penerangan
Tabel 1. Flux cahaya
LampuTL 220 V
Tipe
|
Panjang
(mm)
|
Warna
|
Flux Cahaya
(lumen)
|
TLD – 18 W
|
590
|
/92 incandescent
/93 warm white
/94 white
/95 daylight
|
615
730
940
1070
|
TLD – 36 W
|
1200
|
/92 incandescent
/93 warm white
/94 white
/95 daylight
|
2250
2300
2350
2350
|
TLD – 58 W
|
1500
|
/92 incandescent
/93 warm white
/94 white
/95 daylight
|
3550
3600
3700
4000
|
/92
digunakan antara lain di : hotel, restaurant, rumah dan reception areas.
/93
dan /94 digunakan antara lain di : boutiques, galleri, museums, showrooms.
/95 terutama digunakan di
industri-industri keramik dan daerah-daerah yang memerlukan ketelitian yang
tinggi
Tabel 2. Flux cahaya Lampu Pijar 220 V
WATT
|
15
|
25
|
40
|
60
|
75
|
100
|
150
|
F.C (Lumen)
|
120
|
230
|
430
|
730
|
960
|
1500
|
2220
|
Tabel 3 Armatur yang digunakan
pada Ruangan Kantor dan Sekolah
Tabel 4
Armatur yang digunakan Untuk Industri
Tabel 5
Intensitas penerangan untuk berbagai sifat pekerjaan
Sifat pekerjaan
|
penerangan
sangat baik
|
penerangan baik
|
|
1.
|
Kantor
Ruangan
gambar
Ruangan
kantor (untuk pekerjaan, kantor biasa, pembukuan, mengetik, surat menyurat, membaca, menulis, melayani
mesin-mesin kantor)
Ruangan
yang tidak digunakan terus-menerus untuk pekerjaan (ruangan arsip, tangga,
gang, ruangan tunggu)
|
2000 lux
1000 lux
250 lux
|
1000 lux
500 lux
150 lux
|
2.
|
Ruangan
Sekolah
Ruangan
kelas
Ruangan
gambar
Ruangan
untuk pelajaran jahit-menjahit
|
500 lux
1000 lux
1000 lux
|
250 lux
500 lux
500 lux
|
3.
|
Industri
Pekerjaan
sangat halus (pembuatan jam tangan, instrumen kecil dan halus, mengukir)
Pekerjaan
halus (pekerjaan pemasangan halus, menyetel mesin bubut otomatis, pekerjaan
bubut halus, kempa halus, poles)
Pekerjaan
biasa (pekerjaan bor, bubut kasar, pemasangan biasa)
Pekerjaan
kasar (menempa dan menggiling)
|
5000 lux
2000 lux
1000 lux
500 lux
|
2500 lux
1000 lux
500 lux
250 lux
|
4.
|
Toko
Ruangan
jual dan pamer :
toko-toko
besar
toko-toko
lain
Etalase
:
toko-toko
besar
toko-toko
lain
|
1000 lux
500 lux
2000 lux
1000 lux
|
500 lux
250 lux
1000 lux
500 lux
|
5.
|
Mesjid,
gereja dan sebagainya
|
250 lux
|
125 lux
|
6.
|
Rumah
Tinggal
Kamar
tamu
Penerangan
setempat (bidang kerja)
Penerangan
umum, suasana
Dapur
Penerangan
setempat
Penerangan
umum
Ruangan-ruangan
lain
Kamar
tidur, kamar mandi, kamar rias (penerangan setempat)
Gang,
tangga, gudang, garasi
Penerangan
setempat untuk pekerjaan-pekerjaan ringan (hobby dan sebagainya)
Penerangan
umum
|
1000 lux
100 lux
500 lux
250 lux
500 lux
250 lux
500 lux
250 lux
|
500 lux
50 lux
250 lux
125 lux
250 lux
125 lux
250 lux
125 lux
|
1 comment:
Bro. semua rumus2 gk bisa ke load tuh. Aku cek adanya di local path. Gak bisa dibaca.
Post a Comment