KABEL TEGANGAN
RENDAH
1. DEFENISI
Kabel adalah rakitan satu
penghantar atau lebih, baik penghantar itu pejal atau pintalan, masing-masing
dilindungi dengan isolasi, dan keseluruhannya dilengkapi dengan selubung
pelindung bersama.
2. BAGIAN-BAGIAN KABEL
Suatu kabel tegangan rendah terdiri dari :
·
penghantar
·
isolasi
·
lapisan pembungkus inti
·
pelindung mekanis
·
selubung luar
Kabel yang paling sederhana bentuknya terdiri dari
penghantar dan isolasi.
Bahan penghantar yang baik adalah tembaga dan aluminium. Untuk kabel tanah
umumnya digunakan bahan penghantar tembaga, sedangkan aluminium digunakan untuk
penghantar udara.
Dari persamaan
: R = r ( 1 )
di mana :
R
=
tahanan penghantar (W)
r =
tahanan jenis penghantar (W.m)
L =
panjang penghantar (m)
A = luas
penampang penghantar (m2)
dengan ral = 0,0283 x
10-6 Wm
dan rcu
= 0,0177 x 10-6 Wm, maka untuk tahanan penghantar yang sama :
·
luas penampang aluminium = 1,64 x luas penampang
tembaga
·
diameter aluminium = 1,28 x diameter tembaga
·
berat aluminium = 0,5 x berat tembaga
Ø
Bentuk penghantar kabel tanah
·
Solid (pejal) : A £ 10 mm2
·
Stranded (pintalan) : A > 10 mm2
Bulat
: A < 50 mm2 Sektor : A ³ 50 mm2
Gambar
1
Ø
Bahan isolasi yang umumnya digunakan adalah PVC
(Polivinil Chlorida) dan XLPE (Cross Linked Polyethylene)
Ø
Pelindung mekanis terdiri dari perisai dan
spiral. Bahannya terbuat dari baja berlapis seng, bentuknya bulat (round) atau
pipih (flat)
Ø
Untuk kabel tegangan rendah, tegangan
nominalnya: 0,6 kV/ 1 kV, di mana:
0,6 kV = tegangan
nominal terhadap tanah
1 kV = tegangan
nominal antar penghantar
3. NOMENKLATUR KABEL (selengkapnya
lihat PUIL 2000, hal 475)
Nomenklatur kabel adalah
tata cara pemberian nama suatu kabel dengan kode-kode tertentu.
Beberapa
arti huruf-huruf kode yang digunakan adalah :
N =
kabel jenis standar dengan penghantar tembaga
NA = kabel
jenis standar dengan penghantar aluminium
Y = selubung isolasi dari PVC
2X =
selubung isolasi dari XLPE
2Y = selubung isolasi dari Polyethylene
F = perisai kawat baja pipih
R = perisai kawat baja bulat
Gb =
Spiral pita baja
Re = penghantar pejal (solid)
Rm =
penghantar pintalan (berpilin)
Se = penghantar pejal bentuk sektor
Sm =
penghantar pintalan (berpilin) bentuk sektor
Sebagai contoh: NYFGbY 4 x 120 Sm 0,6/1 KV, berarti :
§
kabel jenis standar dengan penghantar tembaga,
§
pintalan
bentuk sektor,
§
berisolasi dan berselubung PVC,
§
dengan perisai kawat baja pipih dan spiral pita
baja,
§
jumlah intinya empat,
§
luas penampang nominal masing-masing
penghantarnya adalah 120 mm2,
§
tegangan kerja nominal terhadap tanah 0,6 KV dan
tegangan kerja nominal antar penghantar adalah 1 KV.
Gambar
2 Kabel NYY
4. JENIS-JENIS KABEL
1.
Kabel Instalasi
: yaitu kabel yang digunakan untuk instalasi
permanen.
Terdiri dari :
a.
Kabel lampu : NYFA, NYFAF, NYFAZ dn NYFAD
Luas
penampangnya : 0,5 ¸
0,75 mm2
b.
Kabel rumah : NYA, NYAF
c.
Kabel instalasi berselubung
: NYM
2.
Kabel Tanah : yaitu jenis kabel yang dibuat khusus untuk
dipasang di permukaan tanah, di dalam tanah, atau di dalam air
a.
Kabel tanah termo plastik tanpa perisai : NYY &
NAYY
b.
Kabel tanah termo plastik berperisai : NYRGb &
NYFGbY
3.
Kabel Fleksibel : yaitu kabel yang lentur (fleksibel) untuk
menghubungkan perlengkapan listrik dengan sumber listrik : NLYZ, NYZ, NYD,
NYLHYrd, NYLHYfl, NYMHY, NLH, NMH dan lain-lain.
5. PEMASANGAN KABEL TANAH
1.
Di Udara
|
|
(a) (b)
|
(c)
(d)
Gambar 3
Contoh sebagian cara pemasangan kabel di udara ditunjukkan
dalam Gambar 3. Berbagai cara pemasangan lainnya dapat dilihat pada tabel 4.15
dan 4.16. Dengan cara pemasangan seperti Gambar 3a, b, c, di atas, jumlah kabel
tidak dibatasi. Untuk pemasangan yang menyimpang dari gambar tersebut, harus
digunakan faktor koreksi dalam menentukan kemampuan hantar arus nya (KHA).
2. Di dalam
Tanah
Pemasangan kabel di dalam tanah harus dilakukan dengan cara demikian
rupa sehingga kabel itu cukup terlindung terhadap kerusakan mekanis dan kimiawi
yang mungkin timbul di tempat kabel tanah tersebut dipasang. Perlindungan
terhadap kerusakan mekanis pada umumnya dianggap mencukupi bila kabel tanah itu
ditanam:
§
minimum 60 cm di bawah permukaan tanah yang
tidak dilewati kenderaan,
§
minimum 80 cm di bawah permukaan tanah pada jalan
yang dilewati kenderaan
|
Gambar
4
Kabelnya
harus diletakkan di dalam pasir atau tanah lembut yang bebas dari batu-batuan,
dan di atas galian tanah yang stabil, kuat dan rata. Lapisan pasir atau tanah
lembut itu sekurang-kurangnya 5 cm di sekeliling kabel. Sebagai perlindungan
tambahan di atas timbunan pasir atau tanah lembut dapat dipasang beton atau batu
bata pelindung.
Ø
Cara mengeluarkan kabel dari haspel :
Gambar 5
Ø
Jika baru sebahagian saja kabel yang digelar di
dalam parit, sisanya disusun seperti angka 8 di pinggiran parit untuk
menghindari kerusakan pada kabel. Penggelaran kabel dalam bentuk angka 8
(delapan) tersebut mempunyai ukuran sekurang-kurangnya 8 x 3 m.
Gambar
6
Setelah kabel berada dalam parit galian, hal-hal
berikut ini harus dilakukan:
ü
timbun dengan pasir dan tanah yang bebas dari benda tajam dan benda-benda
lain yang dapat merusak isolasi kabel atau penghantar itu sendiri.
ü
selain ditimbun tanah, kabel harus dilindungi
dengan pelindung kabel seperti batu bata, pipa beton, atau pipa besi.
ü
pada jarak tertentu sepanjang jalur kabel harus
ditempatkan rambu-rambu kabel yang jelas, kokoh dan awet.
6. KEMAMPUAN HANTAR ARUS
(KHA) DAN FAKTOR-FAKTOR KOREKSI
KHA
: Arus maksimum yang dapat
dialirkan dengan kontinyu oleh penghantar pada keadaan tertentu tanpa menimbulkan
kenaikan suhu melampaui nilai yang diizinkan.
KHA sebuah kabel dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain :
a)
Suhu keliling
b)
Cara pemasangan kabel
c)
Jumlah inti kabel
d)
Kelembaban tanah
Ø
KHA suatu kabel yang dipasang di udara diperoleh dengan menggunakan
rumus:
IZ = I0 x f1 x f2 ( 2 )
di mana :
I0 = KHA satu kabel pada suhu keliling 300
C
f1
= faktor koreksi jika suhu keliling
berbeda dari 300 C
f2 = faktor koreksi cara pemasangan kabel
Nilai faktor
koreksi f2 = 1, jika:
·
kabel-kabel dipasang seperti pada Gambar 3a, b,
dan c.
·
kabel-kabel yang berdampingan dengannya dibebani
kurang dari 30 % dari KHA masing-masing kabel.
Ø
KHA suatu kabel yang ditanam di dalam tanah
dihitung dengan menggunakan rumus:
IZ = I0 x f1 x f2
x f3 ( 3 )
di mana:
I0 = KHA satu kabel yang ditanam
dalam tanah dengan temperature sekeliling 300 C
f1 = faktor
koreksi jika temperature tanah berbeda dari 300 C
f2 = faktor
koreksi cara pemasangan kabel
f3 = faktor
koreksi jika tahanan panas jenis berbeda dari 1000 C cm/w
7. PEMILIHAN UKURAN KABEL
Prosedur pemilihan ukuran kabel adalah sebagai
berikut :
1.
Tentukan tipe kabel yang digunakan berdasarkan:
a.
bahan penghantar : tembaga atau aluminium
b.
bahan isolasi : PVC, XLPE
c.
formasi kabel: kabel berinti tunggal, kabel berinti
banyak dengan atau tanpa perisai, tergantung pada pertimbangan mekanis, tingkat
isolasi, dan tingkat kesulitan sewaktu penggelarannya, pembengkokannya,
penyambungan, dan lain-lain.
2.
Tentukan arus beban penuh perfasa pada rangkaian (IL)
3.
Tentukan arus nominal alat pengaman (IP)
yang digunakan; pemutus daya atau pengaman lebur. Harus diingat bahwa IP ³ IL
(disesuaikan dengan jenis beban)
4.
Tentukan faktor koreksi total (FK) kabel:
a.
di udara : FK = f1 x f2 ( 4 )
b.
di dalam tanah : FK = f1 x f2 x f3 ( 5 )
5.
Gunakan faktor-faktor koreksi tersebut dan
faktor-faktor lainnya (jika ada) ke dalam rumus :
I0
³ ( 6 )
6.
Pilih luas penampang kabel yang sesuai dengan I0
dari tabel KHA kabel.
7.
Tentukan pula luas penampang kabel berdasarkan jatuh
tegangan yang diizinkan:
a.
Untuk arus bolak balik satu fasa:
( 7 )
b.
Untuk arus bolak balik tiga fasa:
( 8 )
di mana: A = luas penampang penghantar yang diperlukan
( mm2 )
l = panjang penghantar ( m )
I = arus
beban ( A )
µ = rugi
tegangan yang diizinkan pada penghantar ( V )
Î¥ = daya
hantar jenis bahan penghantar
Untuk
tembaga : Υ = 56,2 x 106
S/m
Untuk aluminium: Υ = 33 X !06 S/m
8.
Kalau dari langkah 6 dan 7 diperoleh luas penampang
yang berbeda, maka dipilih luas penampang yang terbesar.
9.
Periksa jatuh tegangan yang diizinkan pada kabel berdasarkan
rumus :
Volt ( 9 )
di
mana:
DU = jatuh tegangan pada kabel (volt)
k = 2 untuk sistem satu fase (1f) :
k
= Ö3 untuk sistem tiga fase (3f) :
IL =
arus beban (A)
L
=
panjang penghantar (km)
n
= jumlah penghantar paralel perfase
R
= tahanan satu kabel (W/km) ®
lihat tabel 1 dan 2
X
= reaktansi satu kabel (W/km) ®
lihat tabel 1dan 2
Cos j = faktor daya beban
( 10 )
Harga
persentase jatuh tegangan:
( 11 )
dengan Un
= tegangan nominal jala-jala.
8. PENGARUH
ARUS HARMONISA PADA SISTEM TIGA FASE SEIMBANG
Ø
Besar arus netral karena harmonisa ketiga dapat
melebihi besar arus fase frekuensi daya. Dalam hal seperti ini arus netral akan
mempengaruhi secara signifikan terhadap KHA kabel pada sirkit.
Ø
Faktor reduksi untuk arus harmonisa pada kabel 4
inti dan 5 inti:
·
Persentase kandungan harmonisa ketiga terhadap
arus fase (Kh = 15 – 33%): faktor reduksi (fr) = 0,86
sehingga,
FK = f1x
f2x 0,86 untuk pemasangan
kabel di udara
( 12 )
FK = f1x
f2 x f3 x 0,86 untuk
pemasangan kabel di dalam tanah
( 13 )
·
Persentase kandungan harmonisa ketiga terhadap
arus fase (Kh = 33 – 45%): dalam hal ini pemilihan ukuran kabel fase
ditentukan berdasarkan arus netral:
( 14 )
( 15 )
di mana IN =
arus netral
I0 = KHA
satu kabel yang ditanam dalam tanah dengan temperature sekeliling 300
C
·
Persentase kandungan harmonisa ketiga terhadap
arus fase (Kh > 45%): dalam hal ini
9. SPLICING & TERMINATING
Splicing adalah pekerjaan penyambungan kabel-kabel ( Lihat halaman 24
dan 25 ).
Terminating adalah pekerjaan menghubungkan kabel ke
terminal-terminal peralatan atau bus bar.
10. PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN KABEL
Terdiri dari :
1)
Visual inspection
2)
Continuity Test
3)
Insulation
Resistance Test
1.Visual
Inspection :
a. Pemeriksaan pada parit/jalur kabel: ukuran parit
atau jalur kabel bebas dari benda-benda tajam, dan lain-lain.
b. Pemeriksaan kondisi pasir, kedalaman pasir dan
lain-lain.
c. Jarak antara kabel.
d. Tag number kabel
2.Continuity Test :
a. Apakah kabel putus atau tidak.
b. Apakah jalur kabel sudah benar.
3. Insulation Resistance Test :
a. Pengetesan tahanan isolasi antar penghantar ke tanah
b. Pengetesan tahanan isolasi antar penghantar ke penghantar.
Tabel 1 :
Resistance and reactance per unit of length of copper cables
single-core cable
|
two-core/three-core cable
|
|||
S
[mm2]
|
R[W/km]
@ 80[oC]
|
X [W/km]
|
R[W/km]
@ 80[oC]
|
X [W/km]
|
1.5
|
14.8
|
0.168
|
15.1
|
0.118
|
2.5
|
8.91
|
0.156
|
9.08
|
0.109
|
4
|
5.57
|
0.143
|
5.68
|
0.101
|
6
|
3.71
|
0.135
|
3.78
|
0.0955
|
10
|
2.24
|
0.119
|
2.27
|
0.0861
|
16
|
1.41
|
0.112
|
1.43
|
0.0817
|
25
|
0.889
|
0.106
|
0.907
|
0.0813
|
35
|
0.641
|
0.101
|
0.654
|
0.0783
|
50
|
0.473
|
0.101
|
0.483
|
0.0779
|
70
|
0.328
|
0.0965
|
0.334
|
0.0751
|
95
|
0.236
|
0.0975
|
0.241
|
0.0762
|
120
|
0.188
|
0.0939
|
0.191
|
0.074
|
150
|
0.153
|
0.0928
|
0.157
|
0.0745
|
185
|
0.123
|
0.0908
|
0.125
|
0.0742
|
240
|
0.0943
|
0.0902
|
0.0966
|
0.0752
|
300
|
0.0761
|
0.0895
|
0.078
|
0.075
|
Tabel 2 : Resistance and
reactance per unit of length of aluminium cables
single-core cable
|
two-core/three-core cable
|
|||
S
[mm2]
|
R[W/km]
@ 80[oC]
|
X [W/km]
|
R[W/km]
@ 80[oC]
|
X [W/km]
|
1.5
|
24.384
|
0.168
|
24.878
|
0.118
|
2.5
|
14.680
|
0.156
|
14.960
|
0.109
|
4
|
9.177
|
0.143
|
9.358
|
0.101
|
6
|
6.112
|
0.135
|
6.228
|
0.0955
|
10
|
3.691
|
0.119
|
3.740
|
0.0861
|
16
|
2.323
|
0.112
|
2.356
|
0.0817
|
25
|
1.465
|
0.106
|
1.494
|
0.0813
|
35
|
1.056
|
0.101
|
1.077
|
0.0783
|
50
|
0.779
|
0.101
|
0.796
|
0.0779
|
70
|
0.540
|
0.0965
|
0.550
|
0.0751
|
95
|
0.389
|
0.0975
|
0.397
|
0.0762
|
120
|
0.310
|
0.0939
|
0.315
|
0.074
|
150
|
0.252
|
0.0928
|
0.259
|
0.0745
|
185
|
0.203
|
0.0908
|
0.206
|
0.0742
|
240
|
0.155
|
0.0902
|
0.159
|
0.0752
|
300
|
0.125
|
0.0895
|
0.129
|
0.075
|
Tabel
4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 15
|
Tabel 16
Tabel 17
|
Tabel 18
|
Tabel 19
|
Tabel 20
Tabel 21
2 comments:
Saya Agus, Bisa Copy referensinya...
qrim ke lanang08@gmail.com
Saya Agus Setyawan, yg barusan nelpon
tolong Copy materi postingannya
Trims,
Post a Comment