KEMAGNETAN
Beberapa logam
dan oksidasi metalik mempunyai suatu kemampuan terhadap logam yang lainnya.
Sifat ini adalah bentuk dari kemagnetan
dimana bahan tersebut mempunyai suatu sifat dari bentuk magnet.
Ada beberapa
bentuk magnet berdasarkan natural waktu lainnya yang dapat menghasilkan,yaitu:
1.6. Dapat didefinisikan
menurut beberapa istilah
a. fluks magnetik
b. kerapatan fluks
magnetik
c. weber
d. gaya gerak magnet
e. permeabilitas
f. lilitan
arus
g.kuat medan
h. hambatan
1.7. Menggunakan beberapa definisi
dari bahan seperti pada hubungan terhadap permeabilitas, mencakup
suatu contoh dan
sebuah relatif kurang lebih mendekati permeabilitasnya.
a. Bahan Feromagnetik
b. Bahan Paramagnetik
c. Bahan Diamagnetik
Kemagnetan
Kemagnetan adalah suatu elktron
yang memutar pada poros itu sendiri di sekitar inti ( Gambar 18).
( gambar 18. Putaran
elektron disekitar inti medan magnet )
Di dalam bahan magnet, atom mempunyai daerah tertentu. Daerah ini
dibariskan bahwa elktron bertujuan untuk memutar ke arah yang sama ( Gambar
19).
( gambar 19. Daerah magnetik )
Kelurusan
dari daerah ini mengakibatkan pembentukan kutub maknetis pada masing-masing
akhir magnit. Kutub ini menghubungksn kutub utara dan kutub selatan.Hukum
kemagnetan menunjukkan bahwa kutub maknetis menolak dan tidak sama dengan kutub
maknetis yg menarik satu sama lain ( Gambar 20).
( gambar 20. Peraturan dari menarik magnet dan
menolak magnet )
Fluks Magnetik
Kelompok
medan magnet
memancarkan keluaran dari kutub utara suatu magnit yg disebut dengan fluks
maknetis. Lambang untuk fluks maknetis Ñ„ (phi). SI unit fluks maknetis menjadi weber ( Wb). satu
Weber sama dengan 1 x 10⁸ medan
magnet
Contoh:
Jika suatu fluks maknetis ( F) mempunyai
5,000 saluran, tentukan banyaknya weber.
Ñ„ = =
Kerapatan Fluks Magnetik
Rapat fluks magnetik
merupakan jumlah fluks maknetis dari suatu bagian tegak lurus untuk mendapatkan
arah perubahan terus menerus. Persamaan ( 1-11) menjadi mathematical penyajian kerapatan
fluks maknetis.
B =
Dimana :
B= kerapatan fluks magnetik dalam Tesla( T )
Ñ„= magnetik
fluks dalam weber ( wb )
A= Luas
penampang ( m² )
Reluktansi dan
suatu rangkaian pada kerapatan fluks dalam weber per luas penampang meter ( ), Satu weber per luas penampang sama
dengan satu tesla.
Contoh:Hitunglah kerapatan fluks dalam tesla,bila diketahui fluks adalah 800µwb dan
luasnya 0,004m²
ф = 800µ Wb =8
A= 0,0004m² : 4
B= = = 2 Wb/M2
Bahan Magnetik
Bahan
magnetik adalah bahan yang dapat menarik atau menolak dengan magnet dan dari
kurva magnetisasi. Bahan magnetik biasa memiliki sifat besi dan baja. Magnet
dibuat dan tidak akan berubah dan memiliki bahan yang sangat keras, seperti
bahan dari baja, tahan pada magnetisasi pada masa yang panjang dan pada waktu bila kutub
magnet dipindahkan. Sementara itu bahan magnet tidak akan dapat menahan magnet
dengan kutub yang dipindahkan.
Permeabilitas
(M) berlawanan dengan kemampuan dari bahan kosentrasi magnet untuk fluks. Bahan
itu dengan secara mudah mengikat magnetisasi pada permeabilitasi yang tinggi.
Permeabilitas biasanya relatif dengan rasio pada bahan permeabilitas ruang
bebas ().
Simbol permeabilitas relatif dengan (MU)
=
Klasifikasi
bahan magnetik adalah menarik magnet dari dasar yang tidak memiliki magnet pada
magnetik yang memiliki sifat tinggi. Bahkan bahan magnetik akan memiliki
manfaat yang lemah dalam beberapa aplikasi, klasifikasi ini memiliki 3 bagian
yang diuraikan dibawah ini, yaitu:
Bahan
Ferromagnetik
Sebagian
dari bahan feromagnetlk digunakan adalah besi, baja, nikel, unsur kimia/kobalt,
dan campuran logam yang komersil, alnico dan peralloy. Ferrite nonmagnetic,
tetap mempunyai kekayaan ferro-maknetis
besi. Ferrite dibuat dari
bahan keramik dan dapat menyerap air
atau gas yang terbentang dari 50-200. Itu
biasanya digunakan di dalam koil
untuk RF ( radio frekwensi)
trafo.
Bahan
Paramagnetik
Bahan ini terdiri dari aluminum, platina,
batu kawi/mangan, dan unsur logam
pelapis kran.Bahan ini dapat menyerap air atau gas yang lebih relatif.
Bahan
Diamagnetik
Bahan ini adalah terdiri dari bismut,
antimonium, tembaga, seng, air raksa,emas, dan perak. Bahan ini dapat menyerap air atau gas yang kurang
relatif.
Elektromagnetik
Hubungan antara kemagnetan ditemukan oleh
suatu orang Ilmuwan Denmark yang
dinamai Oersted pada tahun 1819. Ia menemukan bahwa jika suatu arus elektrik
mengalir sepanjang konduktor memproduksi suatu medan magnet di sekitar konduktor itu (
Gambar 21).
(gambar 21 Medan magnet Diproduksi oleh Arus didalam
suatu Konduktor
Polaritas dari Konduktor tunggal
Suatu cara untuk menentukan hubungan
antara aliran disepanjang suatu konduktor dan arah dari garis
magnetik di sekitar konduktor menjadi kaidah tangan-kiri untuk arus yang
membawa konduktor seperti digambarkan didalam (gambar 22).
(gambar 22. Peraturan tangan kiri pada sebuah
konduktor)
Medan magnet dan Polaritas suatu Koil
Suatu konduktor langsung ke dalam suatu system pengulangan mempunyai dua
hasil: ( 1) bentuk medan
magnet menjadi lebih tebal/padat di dalam pengulangan, dan ( 2) semua bentuk di
dalam pengulangan sedang menopang ke arah yang sama. Ketika suatu konduktor membentuk
ke dalam beberapa pengulangan akan dianggap sebagai suatu koil. Untuk
menentukan polaritas suatu koil, menggunakan peraturan kaidah tangan-kiri ( gambar
23).
(gambar 23 Kaidah tangan-kiri untuk Koil)
Menambahkan suatu inti besi di dalam suatu koil akan meningkatkan
kerapatan garis gaya
itu. Polaritas dari inti besi akan menjadi sama halnya dengan koil tersebut.Arus
adalah dari hal negatif sisi dari sumber
voltase sampai koil dan kembali kepada hal positif sisi dari sumber ( Gambar 24).
(gambar 24 Kaidah tangan-kiri
untuk Temukan Kutub Utara dari suatu Elektromagnet)
Gaya maknetomotor
Gaya maknetomotor ( mmf) menjadi kekuatan suatu medan magnet didalam
suatu kawat koil.Ini adalah bergantung pada berapa banyak arus di dalam putaran
koil dan yang lebih kuat adalah medan magnet dengan putaran kawat yang semakin dipusatkan
kekuatannya.Banyaknya putaran koil dapat disebut juga dengan" lilitan
arus" yang dikenal sebagai mmf. Persamaan ( 1-13) menjadi mathematical
penyajian untuk lilitan arus.
Fm = lilitan arus= NI
Fm = gaya maknetomotor ( mmf)
N = jumlah lilitan pegas
I = arus
Contoh: Hitunglah
suatu lilitan arus dimana suatu koil memiliki 1000 putaran dan arus 5 mA.
N= 1000 putaran dan arus = 5 mA
Dapat dilihat
N= 1000 putaran dan arus.= 5 x 10-³
NI= 1000 ( 5 x 10-³)= 5
Kuat medan
Ketika suatu koil dengan jumlah lilitan arus diregangkan
ke dua kali panjangnya yang magnetis dengan kuat medan
atau konsentrasi tentang garis magnetik nya akan berubah menjadi separuh,oleh
karena itu kuat medan tergantung pada panjang koil
tersebut.Persamaan ( 1-14) menjadi mathematical untuk kuat medan
yang mana adalah dihubungkan dengan gaya
maknetomotor sebagai yang ditunjukkan.
H = FM = NI
L
L
Dimana
H = kuat medan,At
m
NI = lilitan
ampere
L = panjang
antara kutub coil ( m)
FM = Gaya maknetomotor ( mmf)
Contoh 1: Berapakh kuat medan
dari suatu lilitan arus dengan 80 putaran dengan panjang koil 20 cm dan arus 6A
Penyelesaian :
N= 80, I= 6A,
dan NI= 480 At
H = 480 At
0.4
m
= 1200 At/m
Contoh 2: Jika koil sama
didalam contoh 1 dengan panjang kawat dan arus yang sisanya sama 40 cm,
tentukanlah nilai kuat medan
yang baru.
Penyelesaian :
N = 80, I= 6A,
dan NI= 480 At
H = 480 At
0.4
= 1200 At
m
Contoh 3: Panjang
koil yang digunakan sama dengan contoh 1
adalah 20 cm yang dikelilingi oleh suatu
inti besi dengan panjangnya 40 cm.Berapakah kuat medan didalam inti besi
tersebut.
Penyelesaian
:
N = 80, I= 6A, dan NI= 480 At
H = 480 At
0.4
= 1200 At
m
Bahwa
kuat medan
didalam contoh 2 dan 3 itu menjadi sama.
(gambar 25 Fisik Berbeda
Elektromagnet)
Hambatan
Perubahan terus menerus di dalam suatu bahan disebut dengan
hambatan, yang mana sesuai dengan perlawanan.
Lambang untuk hambatan R dan mempunyai lilitan arus dalam weber (
At/Wb).Hambatan dihubungkan dengan gaya
maknetomotor (mmf) dengan perubahan terus menerus (F) dengan hubungan yang ditunjukkan
didalam persamaan ( 1-15).
R = mmf
F
Hambatan adalah berbanding terbalik dan dapat menyerap air atau gas (μ). Inti besi dapat menyerap air
atau gas yang tinggi dan oleh karena itu hambatan menjadi rendah. Udara dapat
menyerap air atau gas yang rendah dan oleh karena itu suatu hambatan akan
menjadi tinggi.
Biasanya, jenis bahan yang berbeda mempunyai nilai-nilai hambatan berbeda (
Gambar 25). Sela-Udara menjadi ruang antara dua kutub suatu magnit. Karena
udara mempunyai suatu hambatan yang sangat tinggi,ukuran udara mempengaruhi
nilai hambatan yang lebih pendek dan yang lebih kuat adalah bidang didalam udara. Udara adalah
nonmagnetic dan tidak akan berkonsentrasi didalam bentuk magnetis.Sela-udara
yang lebih besar menyediakan ruang untuk bentuk magnetis yang untuk dibentangkan.
Ringkasan
Kemagnetan
·
Fluks maknetis - kelompok bentuk medan magnet yang
memancarkan keluar dari kutub utara suatu magnit
·
Rapat fluks magnetik - jumlah fluks
maknetis suatu bagian yang tegak lurus kepada arah dari perubahan yang terus menerus
·
Weber - ukuran fluks maknetis
·
Dapat menyerap air atau gas - kemampuan
suatu bahan untuk berkonsentrasi pada garis fluks magnet
·
Bahan feromagnetik - besi, baja, nikel,
unsur kimia/kobalt, dan campuran logam komersil dengan dapat menyerap air atau
gas relatif berkisar antara 50-200
·
Bahan paramagnetik - aluminum, platina,
batu kawi/mangan, dan unsur logam pelapis kran dan dapat menyerap air atau gas dengan
relatif yang lebih dari satu
·
Bahan diamagnetik - bismut, antimonium,
tembaga, seng, air raksa, emas, dan
perak
dapat menyerap air atau gas kurang dari satu
·
Gaya maknetomotoris ( mmf)- kekuatan suatu medan magnet didalam
suatu koil atau kawat bergantung pada koil
yang dialiri.
·
Lilitan arus - arus yang mengalir melalui banyaknya
putaran didalam koil
·
Kuat medan
- mengidentifikasi rapat fluks magnetic dengan panjangnya suatu koil
·
Hambatan- perubahan terus menerus didalam
suatu bahan
No comments:
Post a Comment